Sabtu, 02 Januari 2016
On 03.56 by Unknown No comments
Al-Qur’an dan Hadits
adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam
segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting
adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim.
Pribadi muslim yang
dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap,
ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari ALLAH SWT.
Persepsi atau gambaran
masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada
orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya saja.
Padahal, itu hanyalah
salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada
pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter
atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah
yang bersih)
Salimul aqidah merupakan
sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat
itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.
Dengan kebersihan dan
kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada
ALLAH.
“Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS.
Al-An’aam [6]:162).
Karena aqidah yang bersih
merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para
sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan
tauhid.
2. Shahihul Ibadah
(ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan
salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau
bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana
melihat aku shalat”.
Dari ungkapan ini maka
dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk
kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak
yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan
sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam
hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak
yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di
akhirat.
Rasulullah SAW diutus
untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an.
ALLAH berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu
benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68]:4).
4. Qowiyyul Jismi
(kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan
salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang
muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam
secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan
amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat.
Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Karena itu, kesehatan
jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh
lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang
penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Mukmin yang kuat lebih
aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri
(intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri
merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah
satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap
ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang
artinya:
“Mereka bertanya kepadamu
tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
“Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)
Di dalam Islam, tidak ada
satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan
aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman
dan keilmuan yang luas.
ALLAH SWT berfirman yang
artinya:
Katakanlah: “samakah
orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya
orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]:
9)
6. Mujahadatul Linafsihi
(berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi
merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena
setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat
menuntut adanya kesungguhan.
Kesungguhan itu akan ada
manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada
setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya:
“Tidak beriman seseorang
dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa
(ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi
(pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi
merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian
yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam
Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri,
wallaili dan seterusnya.
ALLAH SWT memberikan
waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari
waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang
rugi.
Oleh karena itu setiap
muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu
berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara
yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum
datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang
sakit,muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi
Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi
termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun
sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah
ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.
Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama
dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu
urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan,
profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat,
berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang
mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
9. Qodirun Alal Kasbi
(memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi
merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan
sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang
telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
Karena, pribadi muslim
tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya
agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan
mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah
amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan
yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan
kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang
baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT.
Rezeki yang telah ALLAH sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya
diperlukan skill atau keterampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi
(bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi
merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu
saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya
merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak
menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim
itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk
bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan
ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)
Demikian secara umum
profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang
perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahu’alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai konfigurasi proxy server di Ubuntu 12.04. Proxy server adalah sebuah komputer server ...
-
Assalamu'alaikum teman-teman semua.. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat wal afiat yaa. Sudah lama saya tid...
-
Yuk.. Mengenal Keanekaragaman Budaya Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia ...
-
World Wide Web (WWW) yang sering juga kita sebut dengan website, merupakan fasilitas di Internet yang paling banyak dipakai, hampir 80...
-
Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai sistem konfigurasi home theater menurut para expert. Yang dimaksud di sini adalah cara ...
-
Game-game untuk Android saat ini bertebaran hingga sulit menghitung jumlahnya. Tidak hanya di Play Store, developer-developer Android b...
-
3D MAX A. Pengertian 3D Studio Max atau biasa dikenal dengan 3D Max adalah suatu software (perangkat lunak) untuk membuat ...
-
Sejak Unity 3D merilis versi 4.3, banyak sekali penambahan fitur pada rilisnya, salah satunya fitur 2D. Jika sebelumnya kebanyakan gam...
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membuat tutorial mengenai web server local yang dapat terhubung ke jaringan Internet. Sebelum menuju k...
-
Review Game "SONIC GENERATIONS" Dari judulnya saja siapa yang tidak kenal dengan game ini. Sonic memang sudah menjadi game...
Recent Posts
Sample Text
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar