Sabtu, 20 Juni 2015
On 11.06 by Unknown No comments
Indonesia adalah negara yang
memiliki segudang kekayaan alam serta budaya yang banyak kita temukan di
beberapa daerah. Kekayaan alam dan budaya di Indonesia menarik perhatian kepada
para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia untuk melihat
pemandangan yang sangat indah, situs-situs bersejarah, hingga benda-benda dan
tradisi yang merupakan sebuah kekayaan budaya di Indonesia. Bahkan wisatawan
mancanegara pun sangat antusias untuk mempelajari tarian-tarian, memainkan alat
musik tradisional, melihat berbagai macam kesenian di Indonesia. Oleh karena
itu, kekayaan alam dan budaya tersebut dikukuhkan oleh UNESCO sebagai “world
heritage” atau warisan dunia.
Berikut beberapa tempat kekayaan alam yang diakui oleh dunia, yaitu :
1.
Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo mendapatkan pengakuan dari
UNESCO pada tahun 1991. Taman yang terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores
ini terdiri atas tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau
Padar serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman ini didirikan pada tahun 1980
untuk melindungi komodo serta habitatnya. Selain komodo, di taman nasional ini
juga terdapat sekitar 277 spesies hewan lainnya yang merupakan perpaduan hewan
yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, terdapat pula sekitar 253
spesies terumbu karang di perairannya yang terkenal juga sebagai salah satu
titik terbaik di dunia untuk menyelam. Kini, taman nasional ini juga masuk
menjadi salah satu dari nominasi 7 keajaiban dunia.
2.
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman yang menjadi taman nasional pertama yang
diresmikan di Indonesia ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991.
Taman nasional ini terletak di bagian paling barat dari Pulau Jawa. Taman yang
juga meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti
Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang ini memiliki luas sekitar 1.206 km2, di mana
443 km2 di antaranya adalah laut. Sebenarnya, pada awalnya, taman ini merupakan
daerah pertanian sampai akhirnya menjadi hancur lebur dan habis penduduknya
akibat letusan Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883. Kejadian tersebut
menyebabkan kawasan ini kembali menjadi hutan. Saat ini kawasan tersebut
dijadikan sebagai kawasan perlindungan untuk satwa langka Badak Jawa
(Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Satwa langka lain yang
dilindungi selain Badak Jawa adalah Banteng (Bos javanicus javanicus), Ajag
(Cuon alpinus javanicus), Surili (Presbytis comata comata), Lutung
(Trachypithecus auratus auratus), Rusa (Cervus timorensis russa), Macan Tutul
(Panthera pardus), Kucing Batu (Prionailurus bengalensis javanensis), Owa
(Hylobates moloch), dan Kima Raksasa (Tridacna gigas).
3.
Candi Borobudur
Candi Borobudur
mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan candi Buddha yang
terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh penganut agama
Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa
Syailendra. Candi yang bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala
(lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha) ini tidak memakai semen sama
sekali dalam pembangunannya, melainkan dengan sistem interlock (seperti balok
Lego yang bisa menempel tanpa lem).
4.
Candi Prambanan
Candi Prambanan
mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan kompleks candi
Hindu terbesar di Indonesia. Candi yang terletak 17 km dari pusat kota
Yogyakarta ini dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, yakni
Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Candi ini memiliki tiga candi utama di
halaman utama, yakni Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut
merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu.
5.
Situs Sangiran
Situs Sangiran diakui
UNESCO pada tahun 1996. Merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di Jawa
Tengah. Secara administratif terletak di kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pada
awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran.
Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk
depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung
informasi tentang kehidupan di masa lampau. Di situs ini, kita bisa menemukan
banyak informasi soal sisa-sisa kehidupan masa lampau. Selain itu, terdapat
informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal
yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa
yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu
tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.
6. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz, Papua Barat diakui oleh
UNESCO pada tahun 1999. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km2,
taman nasional ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini juga
merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di
daerah tropis. Taman ini memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan.
Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di taman ini berjumlah sekitar 630
jenis burung dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman
nasional ini yakni dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30
jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis
endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan
puyuh salju (Anurophasis monorthonyx). Satwa mamalia yang tercatat antara lain
babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek
(Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru
pohon.
7.
Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman
Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)
Warisan hutan hujan tropis Sumatera yang meliputi
tiga taman nasional tersebut mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2004.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sendiri merupakan salah satu kawasan
pelestarian alam yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua
provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. TNGL ini meliputi
ekosistem asli dari pantai sampai pengunungan tinggi yang diliputi oleh hutan
lebat khas hujan tropis. Di kawasan TNGL ini, terdapat tumbuhan langka dan khas
yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia
(Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang
merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan
yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.
Sedangkan, taman nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional yang terbesar di Sumatera. Taman ini membentang ke empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Taman ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang merupakan wilayah dataran tertinggi di Sumatera, mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Tujuh. Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu dan sekitar 370 spesies burung.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk dalam administrasi wilaya Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Taman ini sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).
Taman ini masuk juga dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program
Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS)
dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk.,
1997), daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia.
Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan
sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung
Leuser dan Kerinci Seblat.
Berikut
beberapa kekayaan budaya, kesenian dan tradisi yang diakui oleh dunia,yaitu :
1. Batik
Pada dasarnya, batik merupakan seni lukis yang menggunakan
canting sebagai alat untuk melukisnya. Canting sendiri merupakan sebuah alat
berbentuk mangkok kecil yang terbuat dari tembaga dan memiliki carat atau
monong, dengan tangkai dari bambu atau kayu yang dapat diisi malam (lilin)
sebagai bahan untuk melukis. Canting ini dapat membuat kumpulan garis, titik
atau cecek yang pada akhirnya membentuk pola-pola. Pola-pola
inilah yang kemudian menjadi ragam hias dalam kesenian Batik.
Membatik telah diwariskan secara turun temurun
hingga saat ini. Dengan pola tradisional ini, sejak dahulu masyarakat
menuangkan imajinasi melalui gambar pada batik. Masyarakat juga telah mengenal
seni pewarnaan tradisional dengan bahan-bahan alami sebelum mengenal pewarnaan
dengan bahan kimia. Batik yang tersebar hampir diseluruh Indonesia
memiliki bentuk ragam hias yang berbeda-beda diantara satu dan lainnya. Pada
tahun 2009, Batik diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda dari
Indonesia.
2. Wayang
Wayang telah diakui oleh UNESCO sebagai daftar
perwakilan Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2008. Wayang
adalah salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga
saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan
tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawakan.
Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab Mahabarata dan Ramayana yang
bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India, namun telah diserap ke dalam
kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang dalang dibantu para swarawati
atau sindhen dan para penabuh gamelan atau niyaga, sehingga pertunjukan wayang
melibatkan banyak orang. Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh
bagian wilayah Indonesia. Jenis-jenisnya pun beragam yang diantaranya
adalah : Wayang Kulit Purwa, Wayang Golek Sunda, Wayang Orang, Wayang Betawi,
Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Suluh, Wayang Palembang, Wayang Krucil,
Wayang Thengul, Wayang Timplong, Wayang Kancil, Wayang Rumput, Wayang Cepak,
Wayang Jemblung, Wayang Sasak (Lombok), dan Wayang Beber.
3. Keris
Keris adalah benda budaya yang eksotik dan original.
Ini merupakan ‘karya seni’ sekaligus ‘benda budaya’ asli Nusantara. Budaya
keris terbentang dari Ujung pulau Sumatra di barat, Semenanjung Siam dan Sulu
di Utara, Gugusan kepulauan Maluku di Timur dan Kepulauan Nusa Tenggara di
Selatan. Keris menjadi identitas pengikat yang mendorong rasa kebangsaan itu
tumbuh subur di Nusantara. Pada tahun 2005, Keris Indonesia telah diakui
sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia .
Keris merupakan senjata tikam golongan belati
(berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya
yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan
mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian
pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di
antaranya memiliki pamor (serat-serat lapisan logam cerah)
pada helai bilah. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam
duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Saat ini,
penggunaan keris lebih banyak sebagai ornamen pelengkap dalam berbusana adat.
Sebagai produk kebudayaan, keris mengandung sejumlah nilai luhur kebudayaan
pembuatnya yang disimbolkan dalam berbagai bagian keris. Selain itu, keris juga
marak menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
4. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia
yang terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan cara digoyangkan. Alat musik ini
berasal dari Tanah Sunda. Kata Angklung berasal dari Bahasa Sunda “angkleung-angkleungan”
yaitu gerakan pemain Angklung dan suara “klung” yang dihasilkannya. Secara
etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung”
yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak
lengkap. Setiap angklung akan menghasilkan nada yang berbeda, sehingga setiap
penampilan membutuhkan lebih dari satu angklung. Sedikitnya delapan nada
dihasilkan oleh angklung. Angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan
Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2010.
5. Tari Saman
Gayo dari Nanggroe Aceh Darussalam
Saman adalah salah satu kesenian tradisional yang
tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh
Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang
Hulu). Saman merupakan permainan tradisi yang biasa dilakukan oleh laki laki
yang umumnya usia muda untuk mengisi waktu luangnya. Baik pada saat di sawah,
mersah, sepulang mengaji di rumah pun mereka menyempatkan diri berlatih Saman.
Permainan Saman menjadi sebuah seni pertunjukan yang sering dipentaskan sebagai
media silaturahmi, menjalin persahabatan, penyampaian pesan-pesan moral, pantun
muda-mudi, penggambaran alam dan lingkungan sekitar, dan sebagainya. Tari Saman
diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang membutuhkan pelindungan
mendesak dari Indonesia pada tahun 2011.
6. Noken dari
Papua
Noken Papua adalah hasil daya cipta, rasa dan karsa
yang dimiliki manusia berbudaya dan beradat. Walaupun Noken berbentuk seperti
halnya tas yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan berbagai macam benda
dan peralatan, namun masyarakat Papua sendiri tidak menyebut noken sebagai tas.
Bagi masyarakat Papua, Noken memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan
tas yang diproduksi pabrik, baik secara bahan, jenis, model maupun bentuk
Noken. Pada tahun 2011 Noken Papua dinobatkan oleh UNESCO sebagai Warisan
Budaya Takbenda dari Indonesia yang membutuhkan pelindungan mendesak.
7. Aksara Ka Ga
Nga dari Bengkulu
Dalam perspektif sejarah, secara umum kita mengenal
aksara daerah di Indonesia pada dasarnya berasal dari India, termasuk
diantaranya aksara Ka Ga Nga. Penyebaran aksara Ka Ga Nga banyak terdapat di
daerah Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.
8. Reog dari
Ponorogo, Jawa Timur
Sejarah lahirnya kesenian ini pada saat Raja Brawijaya
ke-5 bertahta di Kerajaan Majapahit. Untuk menyindir sang raja yang amat
dipengaruhi oleh permaisurinya ini, dibuatlah barongan yang ditunggangi burung
merak oleh Ki Ageng Tutu Suryo. Lebih lanjut cerita rakyat yang bersumber dari
Babad Jawa menyatakan pada jaman kekuasaan Betoro Katong, penambing yang
bernama Ki Ageng Mirah menilai kesenian barongan perlu dilestarikan.
Ki Ageng Mirah lalu membuat cerita legendaris
tentang terciptanya Kerajaan Bantar Angin dengan rajanya Kelono Suwandono.
Kesenian Reyog ini pertama bernama Singa Barong atau Singa Besar mulai ada pada
sekitar tahun saka 900 dan berhubungan dengan kehidupan pengikut agama Hindu
Siwa. Masuknya Raden Patah untuk mengembangkan agama Islam disekitar Gunung
Wilis termasuk Ponorogo, berpengaruh pada kesenian Reyog ini. Yang lalu
beradaptasi dengan adanya Kelono Suwandono dan senjata Pecut Samagini.
9. Karapan Sapi
dari Madura, Jawa Timur
Karapan sapi merupakan salah satu jenis
kesenian/olahraga/permainan tradisional yang selalu dilakukan oleh masyarakat
P. Madura, Jawa Timur. Kerapan atau karapan sapi adalah satu istilah dalam
bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada
dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa
istilah “kerapan” berasal dari kata “kerap” atau “kirap” yang artinya
“berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong”. Sedangkan,
versi yang lain menyebutkan bahwa kata “kerapan” berasal dari bahasa Arab
“kirabah” yang berarti “persahabatan”.
10. Krinok dari
Jambi
Krinok merupakan
salah satu seni vokal tradisi yang dimiliki masyarakat Melayu di Kecamatan
Rantau Pandan Kabupaten Muara Bungo. Seniman krinok mengatakan krinok adalah
kesenian tertua yang telah ada sejak masa pra sejarah dan masih dapat dijumpai
hingga saat ini. Ja’far Rassuh menduga cikal bakal krinok sebagai sebuah seni
suara telah ada jauh sebelum masuknya agama Budha ke wilayah Jambi. Pada masa
itu seni vokal digunakan untuk pembacaan mantra atau do’a tertentu, inilah yang
kemudian berkembang menjadi kesenian krinok.
11. Gurindam Dua
Belas dari Kepulauan Riau
Kumpulan Gurindam Duabelas dikarang oleh Raja Ali
Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal,
antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua,
tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
12. Ondel Ondel
dari DKI Jakarta
Ondel-ondel adalah pertunjukan rakyat yang sudah
berabad-abad terdapat di Jakarta dan sekitarnya, yang dewasa ini menjadi wilayah
Betawi. Ondel-ondel tergolong salah satu bentuk teater tanpa tutur, karena pada
mulanya dijadikan personifikasi leluhur atau nenek moyang, pelindung
keselamatan kampung dan seisinya. Dengan demikian dapat dianggap sebagai
pembawa lakon atau cerita, sebagaimana halnya dengan “bekakak” dalam upacara
“potong bekakak” digunung gamping disebelah selatan kota Yogyakarta, yang
diselenggarakan pada bulan sapar setiap tahun.
13. Kagati dari
Sulawesi Tenggara
Permainan Layang-layang tradisional suku Raha. Daerah
sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Tenggara. Layang-layang
tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung)
yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut
dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya
dijalin dari serat nanas hutan.
Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang
masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan
penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna.
14. Caci dari
Nusa Tenggara Timur
Caci adalah tradisi permainan pada suku manggarai
dengan beranggotakan dua orang pemain yang saling memukul menggunakan rotan dan
perisai kulit kerbau. Dalam permainan caci ada penangkis dan ada pemukul yang dilakukan
secara bergantian berulang-ulang. Pemenang dalam permainan ini adalah orang
yang telah berhasil melukai lawannya di bagian wajah. Daerah sebarannya umumnya
dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Timur.
15. Gendang
Beleq dari Nusa Tenggara Barat
Gendang beleq
adalah suatu peralatan musik, dan disebut gendang beleq karena gendang ini
ukurannya besar dibandingkan dengan ukuran gendang pada umumnya. Gendang berarti
kendang dan beleq berarti besar. Gendang besar (gendang beleq)
ada dua jenis yang disebut gendang mama (laki-laki) dan
gendang nina(perempuan). Perbedaan antara kedua gendang tersebut
bukan pada bentuk fisiknya melainkan pada suara yang dihasilkan yaitu
gendang mama lebih nyaring daripada gendang nina.
Gendang Beleq biasa dimainkan di panggung maupun di lapangan terbuka. Susunan
pendukung musik gendang beleq dan penarinya yang baku terdiri dari 40 orang,
dan dipertunjukkan pada acara-acara khusus seperti Maulud Nabi, Lebaran,
upacara perkawinan, khitanan dan cukur rambut bayi. Sedangkan yang tidak baku
terdiri dari 17 orang dipertunjukkan untuk menyambut tamu, perlombaan atau
festival. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara
Barat.
16. Sisingaan
dari Jawa Barat
Lahirnya kesenian Sisingaan terkait erat dengan
situasi sosial politik pada masa kolonial, yaitu ketika wilayah Subang
dijajah dan diduduki oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan selanjutnya
ketika wilayah Subang menjadi daerah perkebunan yang dikuasai secara bergantian
oleh para penguasa tuan tanah berbangsa Belanda dan Inggris. Kesenian sisingaan ini
dipersepsikan oleh banyak kalangan sebagai suatu bentuk kesenian yang
mengekspresikan perlawanan dan pemberontakan, serta rasa ketidakpuasan terhadap
penguasa (tuan tanah dan pemerintah Hindia Belanda).
17. Tari Tor tor
dari Sumatera Utara
Tari Tor tor merupakan tarian yang
berasal dari Sumatera Utara. Tor-Tor pada awalnya bukanlah
suatu tarian, tetapi sebagai pelengkap gondang (uning-uningan) yang berdasarkan
kepada falsafah adat itu sendiri. Di dalam upacara-upacara adat di Mandailing
dimana uning-uningan dibunyikan (margondang), selalu dilengkapi dengan
acara manortor. Pada awalnya manortor hanya
diadakan pada acara-acara adat margondang, namun dalam perkembangan
selanjutnya manortor ini juga sudah dilakukan pada acara-acara
hiburan dengan cara memodifikasi tor-tor sedemikian rupa agar lebih
menarik bagi penonton yang dalam perkembangannya mengarah menjadi tarian
18. Muang Jong
atau Buang Jong dari Bangka Belitung
Buang Jong merupakan salah satu upacara tradisional
yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau
Belitung. Suku Sawang adalah suku pelaut yang dulunya, selama ratusan tahun,
menetap di lautan. Muang Jong sendiri memiliki arti melepaskan perahu kecil ke
laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan
sesajian. “Ancak” yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan
tempat tinggal. Tradisi budaya ini secara turun-temurun dilakukan setiap tahun
oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggara,
sekitar bulan Agustus atau September. Dimana angin dan ombak laut pada bulan
tersebut sangat ganas dan mengerikan. Ritual Muang Jong dengan bertujuan
memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa, terutama di
laut.
19. Gerabah
Kasongan dari Yogyakarta
Gerabah Kasongan merupakan kerajinan asli dari
Yogyakarta. Hasil kerajinan gerabah Kasongan pada umumnya adalah alat-alat
keperluan dapur, guci, pot /vas, patung loro blonyo, air mancur, wuwung, dan
produk-produk keramik lainnya. Khusus untuk guci, dapat ditemukan banyak bentuk
& varian guci di Kasongan. Guci merupakan salah satu jenis keramik yang
kerap diburu para wisatawan. Selain karena ukurannya yang beragam, mulai dari
setinggi dua jengkal tangan hingga seukuran bahu orang dewasa, guci di Kasongan
juga memiliki banyak varian finishing. Dilihat dari perkembangannya, finishing
guci yang banyak ditemui di Kasongan adalah finishing alami, yang hanya
menggunakan cat sebagai media ‘sentuhan akhir’ dari guci tersebut.
20. Rumah
Panjang Dayak (Lamin, Betang, dan Radaakng, Uma Dadoq)
dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah
Rumah tradisional masyarakat Dayak. Lamin merupakan
bangunan yang berdiri di atas tiang-tiang penyangga berupa kayu bulat atau
balok. Konstruksi tiang penyangga ini membentuk kolong dan merupakan penyangga
atau pendukung lantai dan atap. Bentuk dasar bangunan empat persegi panjang,
bentuk dasar atap berupa prisma dengan konstruksi atap pelana. Bagian depan
lamin dapat di tambah dengan serambi yang memanjang mengikuti bentuk
bangunan.
21. Debus dari
Banten
Kesenian Debus di Banten pada awalnya berfungsi
untuk menyebarkan ajaran Islam. Namun, pada masa penjajahan Belanda dan pada
saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, seni ini digunakan untuk
membangkitkan semangat pejuang dan rakyat Banten untuk melawan Belanda. Dewasa
ini, seiring dengan perkembangan zaman, kesenian ini hanya berfungsi sebagai sarana
hiburan semata. Kesenian yang disebut sebagai debus ini ada
hubungannya dengan tarikat Rifaiah yang dibawa oleh Nurrudin Ar-Raniry ke Aceh
pada abad ke-16. Para pengikut tarikat ini ketika sedang dalam kondisi epiphany (kegembiraan
yang tak terhingga karena “bertatap muka” dengan Tuhan), kerap menghantamkan
berbagai benda tajam ke tubuh mereka. Filosofi yang mereka gunakan adalah “lau
haula walla Quwata ilabillahil ‘aliyyil adhim” atau tiada daya upaya
melainkan karena Allah semata. Jadi, kalau Allah mengizinkan, maka pisau,
golok, parang atau peluru sekalipun tidak akan melukai mereka.
Kesimpulan
dan Saran
Banyak sekali pesona pemandangan indah yang sangat
diakui bahkan sebagai situs warisan budaya oleh UNESCO membuat wisatawan mancanegara
berbondong-bondong menuju tempat-tempat yang mempunyai keindahan yang sungguh
menakjubkan. Keindahan-keindahan tersebut sungguh sangat menyejukkan mata. Oleh
karena itu, kita harus selalu melestarikan keindahan kekayaan alam tersebut
agar ekositem tersebut selalu seimbang sehingga makhluk hidup yang berpenghuni
di tempat tersebut tidak mati ataupun cepat punah. Untuk kekayaan budayanya
sudah jangan ditanyakan lagi berapa banyak yang ada di Indonesia karena
Indonesia mempunyai banyak suku serta di setiap daerah tersebut mempunyai
keanekaragaman budaya yang berupa kebiasaan adat (tradisi), kesenian musiknya,
permainan yang mempunyai nilai kebersamaan, serta rumah adat dan alat
tradisional
Referensi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai konfigurasi proxy server di Ubuntu 12.04. Proxy server adalah sebuah komputer server ...
-
Assalamu'alaikum teman-teman semua.. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat wal afiat yaa. Sudah lama saya tid...
-
Yuk.. Mengenal Keanekaragaman Budaya Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia ...
-
World Wide Web (WWW) yang sering juga kita sebut dengan website, merupakan fasilitas di Internet yang paling banyak dipakai, hampir 80...
-
Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai sistem konfigurasi home theater menurut para expert. Yang dimaksud di sini adalah cara ...
-
Game-game untuk Android saat ini bertebaran hingga sulit menghitung jumlahnya. Tidak hanya di Play Store, developer-developer Android b...
-
3D MAX A. Pengertian 3D Studio Max atau biasa dikenal dengan 3D Max adalah suatu software (perangkat lunak) untuk membuat ...
-
Sejak Unity 3D merilis versi 4.3, banyak sekali penambahan fitur pada rilisnya, salah satunya fitur 2D. Jika sebelumnya kebanyakan gam...
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membuat tutorial mengenai web server local yang dapat terhubung ke jaringan Internet. Sebelum menuju k...
-
Review Game "SONIC GENERATIONS" Dari judulnya saja siapa yang tidak kenal dengan game ini. Sonic memang sudah menjadi game...
Recent Posts
Sample Text
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar