Hendri Prasetyo

Perbedaan Masyarakat Perkotaan vs Masyarakat Pedesaan



Hari ini, saya mendapat tugas untuk membahas masalah masyarakat antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Untuk itu pasti banyak sekali perbedaan yang terdapat di dalam masyarakat yang ada di desa dengan masyarakat di dalam kota. Apa saja perbedaannya? Untuk lebih jelasnya saya akan membahas satu per satu.

A.   Masyarakat Perkotaan

Sebenarnya masyarakat perkotaan itu lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community. Orang-orang di kota mempunyai perhatian khusus yang tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan, perumahan, dan kendaraan , tetapi mempunyai perhatian luas lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup yang artinya hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya pandangan warga kota sekitar.

Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan :
ü  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar disatukan atau jarang ketemuan, sebab memiliki perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama, dan sebagainya.
ü  Peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa. Warga desa memiliki pekerjaan yang seragam, terutama dalam bidang pertanian. Lain halnya di kota, warga memiliki berbagai ragam kerja yang sudah meluas yaitu ada macam-macam kegiatan industri, sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan.
ü  Pembagian kerja antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata atau mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dengan orang-orang yang setara dengannya.
ü  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada kepentingan pribadi.
ü  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa karena masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan ke arah keduniawian, bila dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat pedesaan yang cenderung kea rah keagamaan.
ü  Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota menyebabkan pentingya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang disiplin sangat pentin untuk dapat mengejar kehidupan-kehidupan seorang individu.
ü  Perubahan-perubahan sosial tampak terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering mengakibatkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda.

Aspek Positif dan Negatif Masyarakat Perkotaan
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota harus berkembang. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seharusnya mempunyai 5 unsur yang meliputi:
a.)    Wisma : Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini mengharapkan :
Ø  Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai pertambahan kebutuhan pendudukan untuk masa mendatang.
Ø  Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.

b.)    Karya : Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat. Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan cara menyediakan ruang, misalnya bagi kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan-kegiatan kerja lainnya.

c.)    Marga : Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal). Di dalam unsur ini termasuk :
Ø  Usaha pengembangan jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya (terminal, parkir, dan lainnya) yang memungkinkan pemberian pelayanan seefisien mungkin.
Ø  Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai suatu bagian dari sisten transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.
d.)   Suka : Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaaan, dan kesenian.

e.)    Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.

Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya di dalam perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang spesifik untuk kota tersebut pada saat sekarang dan masa yang akan datang.

Di kota-kota metropolitan seperti Jakarta, memiliki sebuah permasalahan-permasalahan yang harus dapat diselesaikan. Permasalahan tersebut harus melewati pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
·         Menekan angka kelahiran
·         Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
·         Membendung urbanisasi
·         Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif kecil
·         Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar
·         Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

B.   Masyarakat Pedesaan

Apa itu masyarakat pedesaan? Pastinya ialah sekelompok / perkumpulan orang yang menetap di desa. Nah, apa itu yang dimaksud dengan desa? Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kulturalyang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya yang kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
            a.)      Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
            b.)      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
         c.)    Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesame warga desa, yaitu perasaan setiap warga masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan :
ü  Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
ü  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
ü  Sebagian besar warga pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
ü  Masyarakatnya bersifat homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
ü  Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai dan diarahkan kepadanya.
ü  Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
ü  Pada masyarakat di desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim.

Aspek Positif dan Negatif Masyarakat Pedesaan
Setelah saya membaca beberapa artikel ternyata yang dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari kesibukan, keramaian, dan keruwetan dalam berfikir. Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan pergi ke luar kota, karena desa merupakan tempat yang adem ayem dan penuh ketenangan.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan terdapat berbagai macam gejala-gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala yang sering diistilahkan dengan :
1)   Konfllik (Pertengkaran) : pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2)   Kontraversi (Pertentangan) : pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan , psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna. Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3)      Kompetisi (Persiapan) : sesuai dengan kodrat sebagai manusia, masyarakat pedesaan mempunyai persaingan yang itu bisa positif ataupun negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau hasil. Sebaliknya yang negatif bila persaingan hanya berhenti bersifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja.
4)   Kegiatan pada masyarakat pedesaan : masyaraka pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya.

Perbedaan Masyarakat Perkotaan dengan Masyarakat Perkotaan
Setelah saya menceritakan panjang lebar mengenai masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan, saya akan memberikan apa saja perbedaan di antara masyarakat kota dan masyarakat desa. Apakah banyak perbedaannya? Nah, berikut perbedaan-perbedaan masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan :
      
      1.      Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

      2.      Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tetapi tidak sedikit juga yang bermata pencaharian pedagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.


      3.      Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri, dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah.

      4.      Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.

      5.      Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.

      6.      Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.

      7.      Pelapisan Sosial
Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

      8.      Mobilitas Sosial
Terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan, saling tergantungnya organisasi-organisasi, dan tingginya diferensial sosial.

      9.      Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di desa dan di kota perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya.

      10.  Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah-tamah (informal), dan keadaan masyarakatnya yang homogen.

      11.  Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota

     12.  Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, sedangkan masyarakat di desa yang sederhana dan standar hidup

      13.  Kesetiakawanan Sosial
Pada masyarakat pedesaan ada kegiatan gotong royong dan musyawarah yang pada saat ini masih dapat kita rasakan. Sedangkan masyarakat perkotaan lebih menyendiri dalam memecahkan permasalahan.

      14.  Nilai dan Sistem Nilai
Perbedaannya dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.


Pengalaman saya di desa orang tua saya

Nah, sekarang sudah pada tahu kan sekarang apa aja perbedaan dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Memang dalam pengalaman saya, masyarakat pedesaan di kampung orang tua saya yaitu di Klaten, Jawa Tengah dan Gunung Kidul, Yogyakarta memiliki persamaan meskipun kampung Ayah saya di Klaten dekat pinggiran kota Klaten tetapi masih memiliki rasa keakraban dan keramahan yang baik untuk kita contoh dibandingkan kota kelahiran saya di Jakarta. Apalagi di kampung Ibu saya yang sangat jauh dari Kota Yogyakarta dan kalau kalian ingin tahu tempat kampung Ibu saya pasti kalian akan terheran-heran karena kalian akan diajak ke puncak gunungnya. It’s amazing deh pokoknya kalau kalian tahu tempat disana. Masyarakatnya pun juga disana saya acungkan jempol deh, karena kalian tahu tidak masyarakat disana itu selalu bertegur sapa, menjamu tamu dengan ramah tamah, sopan-santun terhadap orang tua (mbah) masih tinggi, dan masih banyak lagi hal yang selalu membuat saya tenang dan tentram. Tetapi jauhnya dari perkotaan membuat masyarakat pedesaan masih jauh dari teknologi yang sudah berkembang pesat di daerah-daerah kota, yang membuat masyarakat jauh dari informasi yang didapat. Sarana dan prasarana di sana juga masih sangat minim. Oleh karena itu, ini sebagai PR untuk pemerintahan Indonesia untuk membangun infrastruktur secara merata dalam pedesaan maupun di perbatasan-perbatasan Indonesia. Sehingga masyarakat di desa dapat membangun desanya untuk dapat menjadikan desanya sebagai perekrut lapangan kerja sehingga mereka dapat memberikan banyak peluang kerja dan meminimalisir terjadinya urbanisasi.

Oke sekian artikel yang dapat saya share ke kalian semua, semoga artikel ini bisa bermanfaat. 

0 komentar:

Posting Komentar