Perbedaan Masyarakat Perkotaan vs Masyarakat
Pedesaan
Hari ini, saya mendapat
tugas untuk membahas masalah masyarakat antara masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan. Untuk itu pasti banyak sekali perbedaan yang terdapat di
dalam masyarakat yang ada di desa dengan masyarakat di dalam kota. Apa saja
perbedaannya? Untuk lebih jelasnya saya akan membahas satu per satu.
A. Masyarakat
Perkotaan
Sebenarnya masyarakat perkotaan itu
lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya
yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan sering disebut
sebagai urban community. Orang-orang
di kota mempunyai perhatian khusus yang tidak terbatas pada aspek-aspek seperti
pakaian, makanan, perumahan, dan kendaraan , tetapi mempunyai perhatian luas
lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup yang
artinya hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya
pandangan warga kota sekitar.
Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan :
ü Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain. Di kota-kota kehidupan
keluarga sering sukar disatukan atau jarang ketemuan, sebab memiliki perbedaan
kepentingan, paham politik, perbedaan agama, dan sebagainya.
ü Peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota daripada warga desa. Warga desa memiliki pekerjaan
yang seragam, terutama dalam bidang pertanian. Lain halnya di kota, warga
memiliki berbagai ragam kerja yang sudah meluas yaitu ada macam-macam kegiatan
industri, sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan.
ü Pembagian kerja antara warga-warga kota juga lebih
tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata atau mempunyai kecenderungan untuk
berkumpul dengan orang-orang yang setara dengannya.
ü Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan daripada kepentingan pribadi.
ü Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa karena masyarakat perkotaan memiliki
kecenderungan ke arah keduniawian, bila dibandingkan dengan kehidupan warga
masyarakat pedesaan yang cenderung kea rah keagamaan.
ü Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota menyebabkan
pentingya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang disiplin
sangat pentin untuk dapat mengejar kehidupan-kehidupan seorang individu.
ü Perubahan-perubahan sosial tampak terbuka dalam
menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering mengakibatkan pertentangan
antara golongan tua dengan golongan muda.
Aspek
Positif dan Negatif Masyarakat Perkotaan
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk
memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan
pada keharusan menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan menyediakan
berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah
yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota harus
berkembang. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh
tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal
bahwa suatu lingkungan perkotaan, seharusnya mempunyai 5 unsur yang meliputi:
a.)
Wisma
: Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini mengharapkan :
Ø Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang
sesuai pertambahan kebutuhan pendudukan untuk masa mendatang.
Ø Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah
ada agar dapat mencapai standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai
lingkungan yang aman dan menyenangkan.
b.)
Karya
: Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat. Penyediaan lapangan
kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan cara menyediakan ruang, misalnya
bagi kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta
kegiatan-kegiatan kerja lainnya.
c.)
Marga
: Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan
antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal),
serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan
eksternal). Di dalam unsur ini termasuk :
Ø Usaha pengembangan jaringan jalan dan
fasilitas-fasilitasnya (terminal, parkir, dan lainnya) yang memungkinkan
pemberian pelayanan seefisien mungkin.
Ø Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai suatu
bagian dari sisten transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.
d.)
Suka
: Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaaan,
dan kesenian.
e.)
Penyempurnaan
: Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan,
pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari
komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya di dalam perencanaan
suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang spesifik untuk kota
tersebut pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
Di
kota-kota metropolitan seperti Jakarta, memiliki sebuah
permasalahan-permasalahan yang harus dapat diselesaikan. Permasalahan tersebut
harus melewati pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
·
Menekan angka
kelahiran
·
Mengalihkan
pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
·
Membendung
urbanisasi
·
Mendirikan kota
satelit dimana pembukaan usaha relatif kecil
·
Meningkatkan
fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar
kota besar
·
Transmigrasi
bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
B. Masyarakat
Pedesaan
Apa itu masyarakat pedesaan? Pastinya
ialah sekelompok / perkumpulan orang yang menetap di desa. Nah, apa itu yang
dimaksud dengan desa? Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan kulturalyang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya
dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul
H. Landis : Desa adalah penduduknya yang kurang dari 2.500 jiwa dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
a.) Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.) Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c.) Cara berusaha
(ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti
: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan
Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesame warga
desa, yaitu perasaan setiap warga masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya,
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakatnya, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota
masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung
jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam
masyarakat.
Ciri-ciri
masyarakat pedesaan :
ü Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
ü Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.
ü Sebagian besar warga pedesaan hidup dari pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang
biasanya sebagai pengisi waktu luang.
ü Masyarakatnya bersifat homogen, seperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
ü Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi
masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari
dijiwai dan diarahkan kepadanya.
ü Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan
tumbuh dengan subur dan membudaya.
ü Pada masyarakat di desa hubungan kekeluargaan
dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai
masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal
secara intim.
Aspek
Positif dan Negatif Masyarakat Pedesaan
Setelah
saya membaca beberapa artikel ternyata yang dikemukakan oleh para ahli atau
sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan
mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris
biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga
oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari kesibukan,
keramaian, dan keruwetan dalam berfikir. Maka tidak jarang orang kota melepaskan
segala kelelahan pergi ke luar kota, karena desa merupakan tempat yang adem
ayem dan penuh ketenangan.
Tetapi sebenarnya di
dalam masyarakat pedesaan terdapat berbagai macam gejala-gejala, khususnya hal
ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala yang
sering diistilahkan dengan :
1) Konfllik (Pertengkaran)
: pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2) Kontraversi (Pertentangan)
: pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan ,
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna. Para ahli hukum adat
biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
3) Kompetisi (Persiapan)
: sesuai dengan kodrat sebagai manusia, masyarakat pedesaan mempunyai
persaingan yang itu bisa positif ataupun negatif. Positif bila persaingan
wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi
atau hasil. Sebaliknya yang negatif bila persaingan hanya berhenti bersifat
iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan
fitnah-fitnah saja.
4) Kegiatan
pada masyarakat pedesaan : masyaraka pedesaan mempunyai
penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi, jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan
dengan Masyarakat Perkotaan
Setelah saya
menceritakan panjang lebar mengenai masyarakat perkotaan dan masyarakat
perdesaan, saya akan memberikan apa saja perbedaan di antara masyarakat kota
dan masyarakat desa. Apakah banyak perbedaannya? Nah, berikut
perbedaan-perbedaan masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan :
1.
Lingkungan
Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan
kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang
tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda
dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas
alam.
2.
Pekerjaan
atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian di
dearah perdesaan adalah bertani tetapi tidak sedikit juga yang bermata
pencaharian pedagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan
usaha.
3.
Ukuran
Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih
kecil dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian,
imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri,
dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah.
4.
Kepadatan
Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih
rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk
suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu
sendiri.
5.
Homogenitas
dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan
ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dengan
macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6.
Diferensiasi
Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk
kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.
7.
Pelapisan
Sosial
Kelas sosial di dalam masyarakat
sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi
berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat
kelas ekstrem dari masyarakat.
8.
Mobilitas
Sosial
Terjadinya peristiwa mobilitas
sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen, terkonsentrasinya
kelembagaan-kelembagaan, saling tergantungnya organisasi-organisasi, dan
tingginya diferensial sosial.
9.
Interaksi
Sosial
Tipe interaksi sosial di desa dan
di kota perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun
kuantitasnya.
10. Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di
pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah-tamah
(informal), dan keadaan masyarakatnya yang homogen.
11. Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah
pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu
dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak
tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota
12. Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan
jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan
kebutuhan tersebut, sedangkan masyarakat di desa yang sederhana dan standar
hidup
13. Kesetiakawanan Sosial
Pada masyarakat pedesaan ada
kegiatan gotong royong dan musyawarah yang pada saat ini masih dapat kita
rasakan. Sedangkan masyarakat perkotaan lebih menyendiri dalam memecahkan
permasalahan.
14. Nilai dan Sistem Nilai
Perbedaannya dapat diamati dalam
kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.
Pengalaman
saya di desa orang tua saya
Nah, sekarang sudah pada tahu kan
sekarang apa aja perbedaan dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Memang dalam pengalaman saya, masyarakat
pedesaan di kampung orang tua saya yaitu di Klaten, Jawa Tengah dan Gunung
Kidul, Yogyakarta memiliki persamaan meskipun kampung Ayah saya di Klaten dekat
pinggiran kota Klaten tetapi masih memiliki rasa keakraban dan keramahan yang
baik untuk kita contoh dibandingkan kota kelahiran saya di Jakarta. Apalagi di
kampung Ibu saya yang sangat jauh dari Kota Yogyakarta dan kalau kalian ingin
tahu tempat kampung Ibu saya pasti kalian akan terheran-heran karena kalian
akan diajak ke puncak gunungnya. It’s amazing deh pokoknya kalau kalian tahu
tempat disana. Masyarakatnya pun juga disana saya acungkan jempol deh, karena
kalian tahu tidak masyarakat disana itu selalu bertegur sapa, menjamu tamu
dengan ramah tamah, sopan-santun terhadap orang tua (mbah) masih tinggi, dan
masih banyak lagi hal yang selalu membuat saya tenang dan tentram. Tetapi
jauhnya dari perkotaan membuat masyarakat pedesaan masih jauh dari teknologi
yang sudah berkembang pesat di daerah-daerah kota, yang membuat masyarakat jauh
dari informasi yang didapat. Sarana dan prasarana di sana juga masih sangat
minim. Oleh karena itu, ini sebagai PR untuk pemerintahan Indonesia untuk
membangun infrastruktur secara merata dalam pedesaan maupun di
perbatasan-perbatasan Indonesia. Sehingga masyarakat di desa dapat membangun
desanya untuk dapat menjadikan desanya sebagai perekrut lapangan kerja sehingga
mereka dapat memberikan banyak peluang kerja dan meminimalisir terjadinya
urbanisasi.
Oke sekian artikel yang dapat saya
share ke kalian semua, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar