Minggu, 25 September 2016
On 19.16 by Unknown No comments
Assalamu'alaikum teman-teman semua.. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat wal afiat yaa. Sudah lama saya tidak meng-update blog saya ini. Dan kali saya akan membahas mengenai 3D Rendering. Bagi orang yang sudah mengelut di bidang graphic computer pasti sudah mengerti 3D Rendering tersebut. Secara singkatnya pengertian dari 3D Rendering adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan hasil citra yang lebih solid dari model yang sudah dibentuk. Oke lebih lanjutnya saya akan menjelaskan 3D Rendering, proses Rendering, dan metode-metode Rendering tersebut.
Penjelasan 3D Rendering
Apa itu 3D Rendering? 3D Rendering adalah sebuah proses kreatif yang mirip seperti fotografi atau sinematografi, memberikan pencahayaan pada gambar dan mengatur adegan kemudian memproduksi sebuah ataupun beberapa gambar. Tidak seperti fotografi biasa, adegan yang digambarkan biasanya imajiner, dan semua yang muncul dalam 3D rendering perlu untuk diciptakan dalam sebuah komputer sebelum gambar tersebut bisa di render.
Dari tiga dimensional yang digambarkan bisa berupa sebuah adegan lengkap termasuk dengan model geometris dari tiga objek dimensional seperti gedung-gedung, pemandangan, atau karakter animasi - seniman 3D perlu untuk menciptakan adegan ini dengan Modeling dan Animasi sebelum Rendering dapat dilakukan. Proses 3D rendering menggambarkan adegan tiga dimensional ini sebagai sebuah gambar, diambil dari lokasi dan persektif yang telah ditentukan. Proses rendering bisa termasuk simulasi dari pencahayaan realistis, bayangan, atmosfir, warna, tekstur, dan efek optikal seperti misalnya pembiasan cahaya ataupun efek buram yang terlihat pada objek yang bergerak cepat, atau bahkan rendering bisa tidak terlihat realistis sama sekali dan memang dirancang untuk ditampilkan sebagai lukisan ataupun gambar abstrak.
3D Rendering merupakan proses untuk membentuk sebuah gambar dari sebuah model yang dibentuk oleh perangkat lunak animasi, model tersebut berisi data geometri, titik pandang, tekstur dan cahaya yang diperlukan untuk membuat gambar yang utuh. 3D Rendering merupakan proses yang sangat penting dan telah digunakan untuk berbagai macam penggunaan, seperti program permainan komputer, efek spesial pada film dan program simulasi.
Rendering tidak hanya digunakan pada game programming. Rendering juga sering digunakan untuk desain arsitektur, simulator, movie atau juga spesial effect pada tayangan televisi, dan design visualization. Setiap bidang tadi mempunyai perbedaan dalam keseimbangan antara features dan teknik dalam rendering. Terkadang rendering juga diintegrasikan dengan model yang lebih besar, paket animasi, terkadang juga berdiri sendiri dan juga terkadang free open-source product.
Berikut beberapa istilah-istilah yang kita akan temui dalam 3D Rendering
- Shading : bagaimana warna kecerahan permukaan bervariasi dengan pencahayaan
- Tekstur-mapping : suatu metode penerapan detail pada permukaan
- Bump-mapping : suatu metode simulasi skala bumpiness kecil pada permukaan
- Fogging/participating medium : bagaimana cahaya meredup
- Shadows : efek menghalangi cahaya
- Soft shadows : efek gelap yang disebabkan oleh tertutupnya setengah sumber cahaya
- Reflection : seperti cermin dan bisa sangat mengkilap
- Transparency (optics), transparency (graphic) or opacity: transmisi cahaya yang tajam melalui benda padat
- Translucency : transmisi cahaya yang tersebar melalui benda padat
- Refraction : cahaya yang terkait dengan transparansi
- Diffraction : penyebaran dan interferensi cahaya yang lewat suatu obyek yang mengganggu sinar
- Indirect illumination : permukaan diterangi cahaya yang dipantulkan dari permukaan lain
- Caustics (a form of indirect illumination) : pantulan cahaya dari obyek yang mengkilat
- Depth of field : obyek yang kelihatan buram atau tidak fokus ketika terlalu jauh di depan atau di belakang obyek dalam fokus
- Motion blur : obyek yang terlihat kabur karena kecepatan gerak tinggi atau gerakan kamera
- Non-photorealistic rendering: render dengan gaya artistik atau dimaksudkan untuk terlihat seperti sebuah lukisan atau gambar
Proses 3D Rendering
Sebelum Rendering
.
.
.
Sesudah Rendering
Terdapat 5
komponen utama dalam melakukan proses untuk menghasilkan rendering dua dimensi
dari objek-objek 3D. Komponen tersebut sebagai berikut
1.Geometri
Geometri
identik dengan grafik dua dimensi. Definisinya adalah besaran rotasi suatu
garis dari satu titik pangkal ke posisi yang lain. Geometri merupakan gambaran
untuk dasar pembuatan bidang.
2. Kamera
Dalam grafis
3D, sudut pandang yang dilihat berasal dari kamera. Kamera disini hanya sebagai
penentu untuk sudut pandang pada sebuah world, sehingga sering disebut sebagai
virtual camera. Kamera sendiri memiliki faktor dari segi lokasi dan arah
pandang kamera. Pada kamera ada istilah Field Of View, yang merupakan grafika
3D berbentuk piramida pada layar monitor yang berbentuk persegi. Objek yang
terdapat pada field tersebut, jika dilihat pada monitor hanya akan terlihat objek
yang berada didalam field, sedangkan objek diluar field tidak terlihat pada
monitor. Field of view ini sangat penting dalam proses rendering.
Faktor pertama
adalah lokasi (camera location). Lokasi sebuah kamera ditentukan dengan sebuah
titik (x,y,z).
Faktor kedua adalah arah pandang kamera. Arah pandang kamera ditunjukkan dengan
sebuah sistem yang disebut sistem koordinat acuan pandang atau sistem (U,N,V).
Arah pandang kamera sangat penting dalam membuat sebuah citra, karena letak dan arah pandang
kamera menentukan apa yang terlihat oleh sebuah kamera. Penentuan apa yang
dilihat oleh kamera biasanya ditentukan dengan sebuah titik (x,y,z) yang disebut camera interest.
Pada kamera, dikenal field of view yaitu daerah yang terlihat oleh sebuah kamera. Field of view pada grafika 3D berbentuk piramid, karena layar monitor sebuah komputer berbentuk segiempat. Objek-objek yang berada dalam field of view ini akan terlihat dari layar monitor, sedang objek-objek yang berada di luar field of view ini tidak terlihat pada layar monitor. Field of view ini sangat penting dalam pemilihan objek yang akan diproses dalam rendering. Objek-objek diluar field of view biasanya tidak akan diperhitungkan, sehingga perhitungan dalam proses rendering, tidak perlu dilakukan pada seluruh objek.
3. Cahaya
Komponen yang
tak kalah penting adalah cahaya. Sumber cahaya pada grafik 3D sangat
berpengaruh dalam proses rendering. Sumber cahaya yang membuat sebuah grafik
menjadi terlihat nyata dengan adanya bayangan dari objek 3D itu sendiri. Sumber
cahaya pada 3D pun terdapat beberapa macam seperti point light, spotlight,
ambient light, area light, directional light, dan paralel point. Hal yang
diperhatikan saat melakukan pengambilan gambar dengan adanya sumber cahaya,
memerlukan lokasi, intensitas cahaya, dan warna yang menarik atau pas dengan
sumber, agar menghasilkan grafik yang sempurna.
Sebuah sumber
cahaya memiliki jenis. Pada grafika 3D dikenal beberapa macam sumber cahaya,
yaitu:
a. Point
Light
Memancar ke
segala arah, namun intensitas cahaya yang diterima objek bergantung dari posisi
sumber cahaya. Tipe ini mirip seperti lampu pijar dalamitas cahaya yang diterima objek bergantung dari posisi
sumber cahaya. Tipe ini mirip seperti lampu pijar dalam dunia nyata.
b. Spotlight
Memancarkan
cahaya ke daerah tertentu dalam bentuk kerucut. Sumber cahaya terletak pada
puncak kerucut. Hanya objek-objek yang terletak pada daerah kerucut tersebut
yang akan nampak.
c. Ambient
Light
Cahaya
latar/alam. Cahaya ini diterima dengan intensitas yang sama oleh setiap
permukaan pada benda. Cahaya latar tersebut dimodelkan mengikuti apa yang
terjadi di alam, dalam keadaan tanpa sumber cahaya sekalipun, benda
masih dapat dilihat.
d. Area
Light
e. Directional
Light
Memancarkan
cahaya dengan intensitas sama ke suatu arah tertentu. Letak tidak mempengaruhi
intensitas cahayanya. Tipe ini dapat menimbulkan efek seolah-olah sumber cahaya
berada sangat jauh dari objek
f. Parallel Point
Sama dengan
directional, hanya pencahayaan ini memiliki arah dan posisi.
Model dari
pencahayaan, dipakai untuk menghitung intensitas dari cahaya yang terlihat dari
setiap posisi pada setiap permukaan benda yang terlihat oleh kamera. Ketika
melihat sebuah benda, terlihat cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda,
dimana cahaya ini merupakan intregrasi dari sumber-sumber cahaya serta cahaya
yang berasal dari pantulan cahaya permukaan-permukaan yang lain. Karena itu benda-benda
yang tidak langsung menerima cahaya dari sumber cahaya, masih mungkin terlihat
bila menerima cahaya pantulan yang cukup dari benda didekatnya.
Model sederhana
dari sumber cahaya adalah sebuah titik sumber, dimana dari titik ini cahaya
dipancarkan. Perhitungan pencahayaan bergantung pada sifat dari permukaan yang
terkena cahaya, kondisi dari cahaya latar serta spesifikasi sumber cahaya.
Semua sumber
cahaya dimodelkan sebagai sumber titik yang dispesifikasikan dengan :
a. Lokasi;
Lokasi (x,y,z) dari sebuah sumber cahaya akan menentukan pengaruhnya terhadap
sebuah objek.
b. Intensitas;
Intensitas cahaya menyatakan kekuatan cahaya yang dipancarkan oleh sebuah
sumber cahaya. Parameter ini merupakan angka, yang biasanya makin besar
nilainya, makin terang sumber cahaya tersebut.
c. Warna; Warna
cahaya dari sumber ini akan mempengaruhi warna dari sebuah objek, jadi selain
warna objek tersebut warna cahaya yang jatuh pada objek tersebut akan
mempengaruhi warna pada rendering. Warna cahaya ini biasanya terdiri dari 3
warna dasar grafika komputer, yaitu: merah, hijau, biru atau lebih dikenal
dengan RGB.
4. Karakteristik
Permukaan
Karakteristik
permukaan pada sebuah objek merupakan sifat dari permukaan sebuah objek.
Karateristik tersebut berupa, warna, tekstur, sifat permukaan, refleksitas,
transparansi, dll. Saat rendering, warna dalam sebuah objek tergantung pada
warna dari karakteristik permukaan dan warna cahaya.
5. Algoritma
Rendering
Merupakan
prosedur pada suatu program untuk melakukan perhitungan dalam menghasilkan
citra 2D dari data 3D. Kebanyakan algoritma rendering menggunakan pendekatan
scan-line yang melihat program dari setiap pixel, satu per satu, secara
horizontal, dan menghitung warna pixel tersebut. Saat ini dikenal ada 3
algoritma :
- Teknik Radiosity : Teknik ini merupakan teknik render berdasarkan analisis rinci refleksi cahaya dari permukaan difusi. Teknik ini membagi bidang menjadi bidang yang lebih kecil untuk menemukan detail warna sehingga prosesnya berlangsung lambat, namun visualisasi yang dihasilkan sangat rapi dan halus. Radiosity lebih tepat digunakan untuk gambar diam atau hasil akhir dari suatu objek. Kurang tepat jika digunakan untuk rendering objek yang sifatnya real-time seperti pada game atau simulasi.
- Teknik Ray Tracing : Satu lagi teknik rendering yang cukup baik digunakan untuk gambar diam atau efek-efek pada film adalah ray tracing. Teknik ini bertujuan untuk mensimulasikan gerakan melalui cahaya. Secara sederhana, teknik ray tracing memperhitungkan nilai warna sinar dan nilai koefisien pantul dari benda dalam penentuan warna penggambaran pada layar. Dengan mnggunakan teknik ray tracing ini, dapat diperoleh efek seperti reflection, refraction, scattering, dan chromatic aberration.
- Teknik Ray Casting : Teknik lain yang dinilai cukup cepat adalah ray casting (atau juga dikenal sebagai Backward Ray Tracing). Penelusuran cahaya dilakukan bukan dari sumber cahaya seperti halnya ray tracing, namun penelusuran cahaya diterima oleh mata (atau kamera), kemudian dilakukan penelusuran dari objek dimana asal sinar tersebut dan dari objek tersebut dicari sumber cahayanya. Teknik ini digunakan untuk simulasi real-time seperti game computer atau animasi kartun, ketika detail tidaklah begitu penting. Pada teknik ini digunakan sampling untuk menampilkan hasil. Hasilnya tidak sebaik seperti pada teknik ray tracing, namun proses rendering yang dilakukan dapat berlangsung dengan cepat. Game Doom adalah salah satu contoh penggunaan rendering dengan teknik ray casting.
Metode Rendering
Ada beberapa metode rendering yang paling sederhana dalam grafika 3D diantaranya yaitu:
Hidden Line Rendering
Metode ini menggunakan fakta bahwa dalam sebuah objek, terdapat permukaan yang tidak terlihat atau permukaan yang tertutup oleh permukaan lainnya. Dengan metode ini, sebuah objek masih direpresentasikan dengan garis-garis yang mewakili sisi dari objek, tetapi beberapa garis tidak terlihat karena adanya permukaan yang menghalanginya.
Metode ini lebih lambat dari wireframe rendering, tapi masih dikatakan relatif cepat. Kelemahan metode ini adalah tidak terlihatnya karakteristik permukaan dari objek tersebut, seperti warna, kilauan (shininess), tekstur, pencahayaan, dll.
Ray Tracing Rendering
Ray tracing sebagai sebuah metode rendering pertama kali digunakan pada tahun 1980 untuk pembuatan gambar tiga dimensi. Ide dari metode rendering ini sendiri berasal dari percobaan Rene Descartes, di mana ia menunjukkan pembentukan pelangi dengan menggunakan bola kaca berisi air dan kemudian menguruti kembali arah datangnya cahaya dengan memanfaatkan teori pemantulan dan pembiasan cahaya yang telah ada saat itu.
Metode rendering ini diyakini sebagai salah satu metode yang menghasilkan gambar bersifat paling fotorealistik. Konsep dasar dari metode ini adalah menguruti proses yang dialami oleh sebuah cahaya dalam perjalanannya dari sumber cahaya hingga layar dan memperkirakan warna macam apa yang ditampilkan pada pixel tempat jatuhnya cahaya. Proses tersebut akan diulang hingga seluruh pixel yang dibutuhkan terbentuk.
Shaded Rendering
Pada metode ini, komputer diharuskan untuk melakukan berbagai perhitungan baik pencahayaan, karakteristik permukaan, shadow casting, dll. Metode ini menghasilkan citra yang sangat realistik, tetapi kelemahannya adalah lama waktu rendering yang dibutuhkan.
Contoh nyata dari rendering adalah dengan menggunakan software Blender, Vray (3DS Max) dan OpenGL. Satu trik khusus membuat kita dapat me-render seluruh film yang tengah kita buat dengan sangat cepat, yaitu render pranala. Bayangkan kita dapat segera menyaksikan karya kita, memeriksa kualitas animasi dan narasinya, tanpa perlu menunggu proses render yang terlalu lama. Render pranala memanfaatkan pustaka OpenGL yang menggambar seluruh antarmuka Blender termasuk viewport 3D ke layar, sehingga meski ia mengorbankan kualitas visual, jenis render ini dapat dilakukanntoh nyata dari rendering adalah dengan menggunakan software Blender, Vray (3DS Max) dan OpenGL. Satu trik khusus membuat kita dapat me-render seluruh film yang tengah kita buat dengan sangat cepat, yaitu render pranala. Bayangkan kita dapat segera menyaksikan karya kita, memeriksa kualitas animasi dan narasinya, tanpa perlu menunggu proses render yang terlalu lama. Render pranala memanfaatkan pustaka OpenGL yang menggambar seluruh antarmuka Blender termasuk viewport 3D ke layar, sehingga meski ia mengorbankan kualitas visual, jenis render ini dapat dilakukan dengan sangat cepat.
Contoh rendering dengan menggunakan OpenGL adalah render pranala. Render ini tidak dapat langsung dilakukan melalui baris perintah. Blender harus terlebih dahulu memiliki “kanvas” OpenGL, yang artinya proses render harus dimulai saat antarmuka grafis tersedia. Eksekusi perintah render dilakukan dengan injeksi perintah Python, dengan satu-satunya perbedaan adalah fungsi yang dipanggil. Bila render normal dipanggil dengan fungsi bpy.ops.render.render(animation=True), maka render OpenGL dipanggil dengan fungsi:
bpy.ops.render.opengl(animation=True, view_context=False)
Untuk merender dengan menggunakan Vray (3DS Max), proses rendering dibagi ke dalam 3 tahapan, yaitu pertama untuk proses rendering RGBA (Red Green Blue Alpha) image, kedua untuk rendering Ambience Occlusion, dan ketiga untuk rendering shadow. Vray sampai saat ini telah mengeluarkan versi Cinema 4D.
Wireframe yaitu Objek 3D dideskripsikan sebagai objek tanpa permukaan. Pada wireframe rendering, sebuah objek dibentuk hanya terlihat garis-garis yang menggambarkan sisi-sisi edges dari sebuah objek. Metode ini dapat dilakukan oleh sebuah komputer dengan sangat cepat, hanya kelemahannya adalah tidak adanya permukaan, sehingga sebuah objek terlihat transparan. Sehingga sering terjadi kesalahpahaman antara sisi depan dan sisi belakang dari sebuah objek.
Referensi :
Dummies. 2002. "3D Rendering". http://www.3drender.com/glossary/3drendering.htm. 24 Oktober 2016.
Listianawati, Weny. 2011. "Proses Rendering dan Animasi serta Contoh Nyatanya". https://wenythepooh.wordpress.com/2011/02/22/proses-rendering-dan-animasi-serta-contoh-nyatanya. 24 Oktober 2016
Lasantha. 2010. "Teknologi Dibalik CGI 3D : Pemodelan 3D, Layout, Animation, dan Rendering" . http://soulofmyheart.blogspot.co.id/2010/03/teknologi-di-balik-cgi-3d-pemodelan-3d.html. 24 Oktober 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai konfigurasi proxy server di Ubuntu 12.04. Proxy server adalah sebuah komputer server ...
-
Assalamu'alaikum teman-teman semua.. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat wal afiat yaa. Sudah lama saya tid...
-
Yuk.. Mengenal Keanekaragaman Budaya Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia ...
-
World Wide Web (WWW) yang sering juga kita sebut dengan website, merupakan fasilitas di Internet yang paling banyak dipakai, hampir 80...
-
Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai sistem konfigurasi home theater menurut para expert. Yang dimaksud di sini adalah cara ...
-
Game-game untuk Android saat ini bertebaran hingga sulit menghitung jumlahnya. Tidak hanya di Play Store, developer-developer Android b...
-
3D MAX A. Pengertian 3D Studio Max atau biasa dikenal dengan 3D Max adalah suatu software (perangkat lunak) untuk membuat ...
-
Sejak Unity 3D merilis versi 4.3, banyak sekali penambahan fitur pada rilisnya, salah satunya fitur 2D. Jika sebelumnya kebanyakan gam...
-
Pada kesempatan kali ini saya akan membuat tutorial mengenai web server local yang dapat terhubung ke jaringan Internet. Sebelum menuju k...
-
Review Game "SONIC GENERATIONS" Dari judulnya saja siapa yang tidak kenal dengan game ini. Sonic memang sudah menjadi game...
Recent Posts
Sample Text
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar